Merekrut karyawan merupakan proses yang harus dilakukan secara profesional. Terdapat etika yang perlu pihak HRD (Human Resource Department) terapkan. Salah satunya adalah menjalankan perekrutan sesuai hukum yang berlaku.
kerja perusahaan positif. Ini akan menguntungkan baik bagi perusahaan maupun karyawan tersebut.
Lantas, apa saja etika perekrutan yang perlu diterapkan oleh HRD di setiap perusahaan? Mari pahami lewat informasi di bawah ini!
Etika Perekrutan yang Patuh pada Aturan Negara
Lima etika berikut ini jadi standar dalam merekrut karyawan baru agar prosesnya optimal:
Mengenalkan Perusahaan
Ketika mengikuti proses rekrutmen, interview atau wawancara jadi tahapan wajib bagi para kandidat. Pada tahap ini, pihak HRD pasti meminta karyawan melakukan perkenalan diri.
Sebelum kandidat melakukan perkenalan diri, pihak HRD yang merekrut sebaiknya mengenalkan tentang perusahaan terlebih dahulu. Informasi yang disampaikan dapat berupa profil perusahaan, visi dan misi, hingga budaya kerja yang berjalan di perusahaan.
Menghargai Waktu Kandidat
HRD harus paham bahwa kandidat pun memiliki keterbatasan atas waktunya. Itulah mengapa, HRD atau perekrut perlu menghargai waktu kandidat. Jalankan rekrutmen dengan tepat waktu dan jangan biarkan kandidat berakhir menunggu cukup lama.
Jangan pula secara sepihak mengundurkan jadwal tanpa pemberitahuan ke kandidat sebelumnya. Bila ingin memberi kesan baik pada kandidat, patuhi etika dengan menjalankan rekrutmen yang tepat waktu.
Mematuhi Hukum
Berikutnya, perusahaan harus memastikan proses rekrutmen terlaksana secara transparan, adil, dan jujur. Perekrutan perlu bebas dari berbagai praktik ilegal. Maksudnya, praktik tersebut melanggar hukum yang berlaku serta tidak sesuai norma masyarakat.
Contohnya, praktik KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) ketika rekrutmen. Bila melakukan hal tersebut, perusahaan akan menurunkan citra dan reputasinya di mata publik. Tidak hanya itu, kandidat yang potensial pun tidak bersedia lagi bergabung dengan perusahaan.
Menghindari Pertanyaan Tidak Relevan
Tahap interview jadi saat yang paling rentan terjadi pelanggaran etika. Hal tersebut dikarenakan pihak perekrut yang menanyakan berbagai pertanyaan tidak relevan dengan posisi yang dilamar. Kandidat pun dapat merasa tersudutkan dari pertanyaan tersebut.
Sebaiknya, hindari pertanyaan bersifat personal yang sensitif untuk kandidat jawab. Bila menanyakan hal tersebut, maka perekrut tidak profesional. Kandidat juga berisiko merasa kurang nyaman atas pertanyaan yang di luar konteks tersebut.
Menginformasikan Hasil Rekrutmen
Perekrut wajib menginformasikan hasil rekrutmen kepada kandidat. Ini terlepas dari diterima atau tidak diterimanya kandidat. Etika satu ini menandakan bahwa perusahaan menghargai waktu, tenaga, hingga biaya yang telah dikeluarkan oleh kandidat.
Jadi, kandidat berhak tahu hasil rekrutmen dengan jelas beserta alasan penolakannya.
Lima tips terkait etika saat perekrutan tersebut semoga bisa diterapkan oleh setiap HRD di perusahaan manapun. Untuk Anda yang sedang mencari tenaga kerja tambahan, Shelter Indonesia merupakan solusi yang tepat.
Kami memiliki tim dengan kemampuan profesional sesuai kebutuhan perusahaan. Segera hubungi kami untuk informasi lebih lanjut!
Referensi:
https://www.idntimes.com/life/career/rinda-septiana/etika-proses-rekrutmen-c1c2?page=all
https://talentics.id/resources/blog/7-tahapan-recruitment-process-yang-perlu-diketahui/